Sunday, February 21, 2016

Cerita Sex : Anisa, Ibu nakal

“Ma.. Pa.. Niko berangkat dulu” Kata Niko pamit mencium tangan ke dua orang tuanya.
“Iya.. hati-hati yah sayang..” kata ibunya.
“Maaf yah sayang, papa gak bisa antar” kata papanya karena papanya juga akan berangkat kerja tidak lama lagi.
“Gak apa kok.. daaaah..” kata Niko dengan sedikit berlari meninggalkan rumahnya menuju sekolah.

Namanya Niko, umur 14 tahun dan masih duduk di kelas 2 smp. Tampang Niko biasa-biasa saja bahkan dapat dikatakan culun dan cupu. Pengetahuannya akan seks juga sangat minim sampai akhirnya teman-temannya mulai memperkenalkannya vcd dan situs-situs porno hingga akhirnya dia mulai tertarik dan membuatnya kecanduan melihat sosok wanita telanjang. Keluarganya dapat dikatakan cukup mampu, rumah mereka cukup bagus meskipun tidak terlalu mewah. Papanya seorang pegawai swasta memiliki penghasilan lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya. 

Ibunya Niko, Anisa, berusia 33 tahun, telah melahirkan dua orang anak. Niko dan satu lagi si kecil Windy yang masih bayi dan masih menyusu. Usianya cukup muda meskipun telah memiliki dua orang anak, itu karena Anisa menikah dengan suaminya Panji, papanya Niko, saat masih berumur 19 tahun. Anisa sendiri memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang masih bagus. Keseharian Anisa dihabiskan untuk mengurus rumah dan keluarganya. Tapi siapa sangka, dia merupakan seorang wanita yang memiliki hasrat seksual yang cukup tinggi. Bahkan dia memiliki sifat eksibisionis yang dimilikinya sejak masih abg dulu. Tentu saja sekarang dia tidak bisa bebas lagi melakukan hal tersebut karena sudah berumah tangga. Tapi sesekali kalau ada kesempatan, nalurinya beraksi kembali. Kadang dia sengaja mengenakan pakaian yang sekedarnya saat menerima tamu laki-laki saat suaminya tidak ada di rumah, membuat tamu itu menjadi mupeng melihat kulit Anisa yang putih mulus tersaji di depan mata mereka. Atau pernah juga dia menggoda teman-teman Niko yang masih abg labil itu dengan sengaja menyusui Windy di depan mereka, memperlihatkan buah dadanya yang sekal dengan urat-urat hijau yang tampak membayang.

Kalau sedang dirumah memang Anisa hanya mengenakan pakaian yang seadanya saja, termasuk dihadapan anaknya Niko. Awalnya Niko tentu saja tidak mempunyai pikiran macam-macam ke ibu kandungnya sendiri. Tapi karena pergaulan dengan teman-teman yang salah, otaknya mulai diracuni hal-hal mesum. Terlebih Niko juga semakin dewasa dan naluri kelakiannya sudah mulai muncul. Sehingga kini bila melihat paha ibunya, ataupun buah dada ibunya saat menyusui adiknya, darahnya mulai berdesir dan kemaluannya juga merespon.

Suatu hari Anisa kedapatan memergoki Niko yang sedang nonton bokep di laptopnya. Agak kesal juga sebenarnya Anisa melihat kelakuan anaknya. Diberi fasilitas laptop dan internet ternyata malah digunakan seperti itu. Tapi dia paham kalau anaknya juga lelaki normal yang juga punya rasa penasaran dengan tubuh lawan jenis. Karena itu dia tidak terlalu memarahi anaknya, hanya sekedar menasehati saja.

“Mama gak marah kan?” tanya Niko lesu karena masih takut dimarahi, apalagi kalau sampai diaduin ke papanya.
“Hmm.. gak, tapi jangan keseringan yah.. gak baik” ujar Anisa.
“Jangan kasih tau papa juga yah ma?” pinta Niko lagi.
“Hihi.. kenapa emang? Takut yah.. iya deh mama bakal diam”
“Ya udah, lanjutin deh sana kalau mau lanjut.. mama mau ke mini market dulu..” sambungnya lagi.

“Hihi.. sepertinya kamu udah besar yah sekarang?” Goda Anisa lagi mengedipkan salah satu matanya sambil beranjak dari kamar Niko. Tentu saja hal itu membuat Niko jadi salah tingkah karena malu.

Sejak saat itu Niko merasa malu bila berjumpa mamanya, terlebih kalau dirinya kedapatan mencuri pandang ke arah mamanya. Anisa hanya tersenyum dan tertawa renyah saja mendapati kelakuan anak sulungnya ini. Pernah saat itu Niko pulang sekolah dan menemukan ibunya membukakan pintu hanya mengenakan handuk, tampak butiran air masih menempel di kulitnya yang masih lembab. Saat itu Anisa sedang mandi dan acara mandinya terganggu karena Niko pulang. Niko tentu saja terpana melihat sosok indah di depannya ini. Anisa yang sadar diperhatikan Niko memergoki anaknya yang melongo memandang kearahnya.

“Ayo kamu liatin apaan? Masa sama mama sendiri nafsu sih? Hihi..” goda Anisa.
“Eh, ng-nggak kok ma..” jawab Niko tergagap karena mati kutu ketahuan melototi mamanya.
“Beneran gak nafsu?” entah kenapa Anisa malah tertarik menggoda anaknya sendiri. 
“Ng-nggak mah.. maaf mah..”
“Hihi.. gak usah grogi gitu ah kamunya.. ya udah.. masuk sana, ganti baju” suruh Anisa.

“Kalau kamu mau mandi, sekalian aja mandi sama mama.. mama juga belum selesai mandinya” entah darimana lagi ide gila Anisa itu berasal. Mengajak anaknya yang sedang mupeng itu mandi bersama. Niko yang mendengar ajakan mamanya makin salah tingkah saja, dia tidak tahu harus menjawab apa, walaupun dia sebenarnya mau.

“Kenapa? Gak mau? Ya udah terserah kamu deh.. mama lanjutin mandi dulu. Hmm.. ntar kalau kamu berubah pikiran datang aja.. hihi” kata Anisa menuju kamar mandi meninggalkan Niko yang masih melongo disana. Tampak hidungnya Niko mengeluarkan darah karena mimisan.

Setelah mengganti pakaiannya, Niko sempat ragu menerima ajakan mamanya tadi atau tidak. Apa mamanya serius tentang hal itu? Pikirnya. Tapi dia yang memang penasaran akhirnya menuju kamar mandi yang mana mamanya masih berada di sana.

“tok-tok” suara ketukan pintu kamar mandi oleh Niko. Tidak lama kemudian pintu kamar mandipun terbuka, kepala mamanya muncul dari balik pintu, menutupi tubuh telanjangnya.
“Hihi.. beneran datang yah kamu akhirnya.. padahal mama cuma bercanda aja” kata Anisa pura-pura.
“Oh.. bercanda aja yah ma.. ya udah deh..” kata Niko dengan wajah kecewa.

“Eh eh, jangan ngambek gitu dong.. gak apa kok kalau kamu emang mau barengan.. sini masuk” ajak Anisa lagi. Niko dengan agak ragu akhirnya mau juga melangkah masuk. Dadanya berdebar bukan main ketika melangkah masuk ke kamar mandi. Dia mendapati mamanya telanjang bulat, dengan tubuh berlumuran busa sabun. Tampak busa sabun itu menggumpal menutupi daerah selangkangannya, memberi kesan seksi dan erotis. Kepala Niko terasa berat menyaksikan itu semua, hidungnya serasa mau berdarah lagi, sungguh membuatnya tidak tahan. Penis di dalam celananya berontak bukan main ingin bebas.

“Ye.. cepetan buka bajunya.. katanya mau ikutan mandi.. buruan telanjang” suruh Anisa pura-pura tidak tahu kalau anaknya sedang mupeng berat ke dirinya. Niko yang tersadar dari lamunannya jadi salah tingkah lagi, dia bahkan seperti kesususahan membuka pakaiannya sendiri, membuat Anisa jadi tertawa geli melihatnya. Terakhir kali Niko mandi bareng dengan mamanya waktu dia kelas 4 sd sebelum Niko disunat, Niko masih ingat betul bagaimana lekuk tubuh telanjang mamanya waktu itu. Tapi dulu dia tidak punya nafsu sama sekali melihat tubuh mamanya, berbeda sekali dengan sekarang.

Anisa tersenyum melihat penis anaknya yang sudah menegang maksimal walaupun ukurannya terbilang sedang. Sedangkan Niko merasa begitu malunya telanjang dengan penis tegang mengacung di depan mamanya yang juga telanjang bulat ini. Dia berusaha menutup-nutupi kemaluannya dengan tangannya.

“Gak usah ditutup-tutupi segala sayang, kan mama sendiri.. lagian mama juga udah pernah lihat” goda Anisa. Memang Anisa sudah pernah melihatnya, tapi itu beberapa tahun yang lalu. Sekarang sungguh berbeda, usia Niko sudah jauh bertambah dan tanda-tanda kelakiannya sudah muncul. Niko dengan masih malu-malu akhirnya membuka juga tangannya.

Mereka akhirnya mandi bersama, Anisa berusaha untuk tidak terlalu memperdulikan Niko yang mupeng berat agar Niko tidak tambah malu. Busa sabun yang tadi menutupi selangkangan Anisa kini sudah terbilas bersih dengan air, sehingga kini Niko bisa melihat vagina berserta bulu kemaluan milik mamanya lagi yang sudah lama tidak dilihatnya. Anisa juga membantu Niko menyabuni punggung Niko dan membasuh rambut Niko dengan busa sampo selayaknya ibu yang perhatian pada anaknya. Selama acara mandi tersebut penis Niko selalu ngaceng, tentu saja karena terangsang karena keadaan ini.

Akhirnya acara mandi itu selesai juga, mamanya keluar dari kamar mandi terlebih dahulu. Tapi sebelum keluar mamanya mengatakan sesuatu yang membuat Niko jadi terkejut dan malu.

“Kamu pasti udah gak tahan kan? kamu keluarin deh.. tapi jangan lupa dibersihin.. hihi.. mama ke kamar dulu yah” bisik Anisa menggoda kemudian keluar dari kamar mandi. Sungguh malu Niko karena mamanya mengetahui bebannya itu. Setelah mamanya keluar dan menutup kamar mandi, Niko beronani menuntaskan nafsunya yang sudah sedari tadi diubun-ubun. Tentu saja yang menjadi objek onaninya kali ini adalah mamanya.

Setelah saat itu, Anisa semakin berani saja menggoda anaknya Niko. Dia bahkan pernah hanya mengenakan kemeja dan celana dalam saja ketika hanya berduaan dengan anaknya di rumah. Saat Anisa menyusui bayinya, dia tidak berusaha menutup-nutupi padangan Niko ke arah buah dadanya, bahkan membuka kedua payudaranya sekaligus. Intensitas onani Niko semakin bertambah karenanya, tentu saja selalu mamanya yang menjadi objeknya. Pernah saat mandi bersama dengan Niko lagi, dia bahkan berada disana menyaksikan anaknya onani di depannya.

“Gak apa nih ma? Niko malu nih..”

“Iya gak apa, mama tahu kok kalau kamu sering bayangin mama. Kali ini mama kasih bonus deh.. mama bakal temanin kamu, gak perlu cuma ngayal lagi kamunya..” kata Anisa menggoda Niko. Darah Niko berdesir mendengarnya, walaupun malu dia sebenarnya senang bukan main mamanya mau menemaninya, bersedia membantunya onani dengan memandangi tubuh telanjang Anisa langsung. Niko akhirnya mulai beronani, dia mengocok penisnya sendiri. Sungguh berbeda sekali rasanya dengan hanya bisa membayangi, karena kini mamanya berada di depannya langsung. Bersedia tanpa paksaan menyerahkan tubuh telanjangnya menjadi objek onani anaknya.

Anisa hanya tersenyum saja selama anaknya beronani tersebut, membuat Niko makin belingsatan. Tidak butuh waktu lama bagi Niko untuk keluar. Itu karena sensasi yang dia alami kali ini jauh lebih luar biasa dari pada hanya dapat membayangi mamanya saja. Mamanya tertawa renyah melihat anaknya ejakulasi begitu cepatnya. Tapi dia dapat memaklumi karena anaknya memang masih hijau dalam urusan begini.

“Udah keluar yah sayang? Enak kan? enakan mana dari pada ngebayangin doang?” goda Anisa.
“Enakan ini mah..” jawab Niko malu.
“Hihi.. kalau kamu mau boleh kok kapan-kapan minta mama bantuin kamu lagi” kata Anisa tersenyum sambil mengedipkan mata kirinya ke Niko. Niko senang bukan main mendengar tawaran mamanya tersebut.

“Eh.. tapi ngomong-ngomong tadi kamu keluarnya cepat amat”
“Gak tau nih ma.. keenakan sampai gak tahan Niko” jawab Niko malu.
“Hihihi.. iya.. mama maklum kok. Udah sana keringkan badan kamu. Mama masih mau lanjutin mandi, ini biar mama yang bersihin” kata Anisa menyiram genangan sperma Niko.

Sebenarnya Anisa menyuruh Niko keluar karena dia juga merasa horni, dia ingin sedikit bersenang-senang dengan melakukan masturbasi dahulu sebelum menyelesaikan acara mandinya. Setelah Niko keluar dan pintu tertutup. Anisa berbaring di atas lantai kamar mandi berlapis marmer yang dingin, meskipun lantai itu terkesan kotor tapi dia tidak peduli lagi. Aksinya terhadap Niko tadi betul-betul sudah membakar birahinya, dia ingin segera menuntaskan nafsunya. Dia mainkan vaginanya sendiri menggunakan jarinya, mengusap-ngusap klirotisnya sendiri. Tapi entah kenapa dia malah memikirkan Niko, mungkin karena aksi nakalnya tadi yang cukup berani.

“Ohh.. Niko.. kamu nakal sayang, onani di depan mama.. nggmmhh..” racau Anisa berbicara sendiri sambil mengusap-ngusap klirotisnya.

“Kamu nakal Niko.. mesum ke mama kamu sendiri.. oughh.. kamu mau ngentotin mama kamu sendiri? Nih.. boleh.. masukin gih..” racaunya lagi. Dia masukkan jarinya sendiri ke dalam vaginanya setelah mengatakan hal itu. Dia aduk-aduk vaginanya sendiri menggunakan jarinya sambil terus meracau sendiri.

“Iyaah.. terus sayang.. entotin mama sayang.. yang kencaaang.. ougghh” Dia terus memainkan jarinya di vaginanya sendiri selama beberapa saat serta memilin-milin putingnya hingga air susunya merembes keluar.

“mama mau sampai sayang.. kita keluar barengan.. terus sayang.. iya.. teruuusss.. mama sampaaaaaiiiiiiii.. aaaaahhhhhhhh…” lenguh Anisa cukup kuat saat dia klimaks, dia tidak peduli kalau lenguhannya itu bisa terdengar oleh Niko. Anisa baru tersadar apa yang baru saja dia katakan saat masturbasi tadi, membayangi kalau dia bersetubuh dengan Niko anaknya. Dia sendiri bingung kenapa sampai membayangi hal tersebut, tapi dia tidak memungkiri sensasi nikmat berbeda yang baru saja dia alami. Apakah itu nikmatnya sensasi incest? Pikirnya.

Setelah saat itu Niko beberapa kali mengajak Anisa mandi bersama, tentu saja selalu disertai dengan onani di depan mamanya. Dia yang awalnya malu-malu, sekarang tidak segan lagi untuk mengajak dan meminta bantuan mamanya. Tidak jarang juga Anisa melanjutkan masturbasi sendiri setelah itu, baik di kamar mandi maupun di kamar. Seiring waktu berlalu, Anisa mulai menggunakan tangannya membantu Niko onani. Mengocok penis anaknya dengan tangannya sendiri, sebuah kemajuan yang luar biasa dan cukup gila yang dilakukan oleh mereka. Anisa juga mempersilahkan anaknya untuk ngomong kotor padanya.

“Gak apa mah? gak usah deh ma.. gak sopan rasanya” kata Niko berusaha menolak walaupun dia sebenarnya mau.
“Hihi… Gak apa kali sayang.. kan pasti lebih enak, gak perlu ditahan-tahan lagi kalau kamu mau ngomong yang jorok-jorok ke mama.. keluarin aja dari mulut kamu apa yang kamu pikirin” kata Anisa tersenyum manis sambil meneruskan mengurut penis anaknya. 

“Oughh.. enak mah.. terus..” racau Niko. Sepertinya Niko masih berusaha menahan mulutnya untuk tidak berkata-kata kotor. Anisa putuskan untuk memancing anaknya dahulu.

“Sayang.. menurut kamu mama cantik nggak?”

“Cantik mah.. cantik banget..”

“Seksi nggak sayang?” 

“iya mah..”

“Berarti kamu nafsu dong liat mama?”

“Iya mah.. Niko nafsu liat mama.. mama cantik banget, seksi, menggoda..” Anisa tersenyum mendengar jawaban Niko, sepertinya caranya cukup berhasil.

“Hihi, kamu nakal yah.. Apanya mama yang bikin kamu nafsu sayang?” goda Anisa lagi sambil tetap mengocok penis Niko.

“Semuanya mah.. wajah mama, susu mama, paha mama, memek mama.. kontol Niko ngaceng terus kalau liat mama” kata Niko mulai berani ngomong jorok.

“Hihi.. mesum kamunya.. udah pandai yah ngomong jorok ke mama.. terusin sayang.. ngomong aja..”

“Niko pengen ngentotin mama.. oughh.. ngulum tetek mama yang penuh susu sampai puas”

“terus sayang? apa lagi? puas-puasin aja ngomong joroknya ke mama”

“Niko pengen genjotin memek mama pake kontol Niko terus terusan.. siramin peju Niko ke memek mama tempat Niko lahir dulu sampai mama hamil anak Niko” Anisa tertawa renyah mendengar ucapan anaknya ini, ternyata bisa-bisanya anaknya berfantasi seperti itu ke mamanya.

“Ngghh.. mau keluar mah.. gak tahan lagi..” lenguh Niko.

“Keluarin aja sayang.. gak usah ditahan”

“Aaah…. Anisaaaaa” teriak Niko menyebut nama mamanya. Anisa menutup kepala penis Niko dalam genggaman tangannya, sehingga akan membuat sperma Niko tertampung di tangannya.

Beberapa detik kemudian muncratlah sperma Niko dengan banyaknya ke tangan Anisa. Melumuri tangan mamanya dengan spermanya sendiri. Niko merasa sangat puas sekali, semakin hari onani yang dia rasakan semakin nikmat saja. 

“Hihi.. banyak nih sperma kamu” kata Anisa menunjukkan tangannya yang berlumuran sperma anaknya.

“Enak yah sayang? Puas kan?” 

“Eh, tapi kayaknya kamu masih cepat aja keluarnya.. sepertinya perlu mama kasih latihan nih” kata Anisa sambil membersihkan tangannya.
“Latihan gimana mah?” tanya Niko yang tidak paham maksud mamanya.

“Latihan biar kamu bisa tahan lebih lama.. kan malu ntar kamu sama pacar kamu kalau kamu kecepetan keluarnya” jelas Anisa. Sebuah ide yang gila yang entah dari mana datangnya tapi dia coba menjelaskannya dengan alasan yang masuk akal.

“Oo.. emang gimana caranya mah?”
“Hmm.. kamu biar mama bantuin onani, ntar kita hitung berapa waktunya sampai kamu keluar. Kita lihat perkembangan kamu tiap onani” kata Anisa menjelaskan layaknya seorang trainer, dan benar kalau dia mulai saat itu menjadi seorang trainer sex bagi anaknya Niko. 

Anisa mulai membantu melatih ketahanan Niko dengan tetap menggunakan tangannya, bagaimanapun dia tidak mau untuk melakukan hal lebih dari ini. Anisa sendiri tidak begitu yakin benar atau tidak cara ini ampuh bagi Niko. Tapi sedikit demi sedikit Niko mulai lebih lama jebol pertahanannya.
Mereka melakukan itu siang atau sore hari saat papanya Niko sedang berkerja, rata-rata mereka melakukannya 1 sampai 2 hari sekali. Meski pernah juga dalam sehari Niko sampai 2 kali berlatih hal tersebut. Untuk memberi Niko semangat, mamanya kadang memberinya hadiah kalau Niko bisa mencapai waktu yang ditentukan Anisa. Bisa berupa ciuman, pelukan, dan uang jajan tapi Anisa tidak mau memberinya lebih dari itu seperti hadiah-hadiah erotis.

Sampai saat ini mereka masih menjaga agar hal ini tidak ketahuan oleh papanya Niko. Pernah hari itu Niko yang tidak tahan minta dionanikan oleh mamanya, padahal papanya berada di rumah saat itu. Mereka melakukannya diam-diam di dalam kamar mandi saat papanya sedang menonton tv. Niko yang masuk duluan dengan dalih akan mandi, kemudian dengan diam-diam mamanya juga masuk tidak lama kemudian. 

“Gila kamu.. entar ketahuan papa bisa dihajar kamu”
“Maaf deh ma..”
“Hihi.. kayaknya makin hari kamu makin lancang aja yah.. tapi gak papa deh.. mama suka kalau kamu terus terang gini”

Merekapun akhirnya melakukan hal itu lagi di sela-sela mandinya Niko, tapi Anisa masih tetap mengenakan pakaiannya. Tentu saja mereka tidak bisa bebas bicara mendesah seperti biasanya karena ada papanya di rumah.

“Ayo sayang.. keluarin yang banyak” kata Anisa berbisik sepelan mungkin.


Baca Kelanjutan nya di Anisa, Ibu Nakal

Sunday, March 1, 2015

Cerita Sex : Berawal dari Ulah iseng, akhirnya ML juga

Halo nama ku Ado, aku adalah seorang pelajar di sebuah kota di daerah Kalimantan, aku adalah pelajar yg biasa2 saja sampai kejadian lucu, aneh, menantang menimpaku. Tanpa basa basi lanjut saja ke cerita nya

Hari minggu aku menghadiri seminar yg diwajibkan oleh sekolahku, dalam ruangan seminar aku diwajibkan mendengar dengan serius, saking seriusnya ruangan seminar aku tidak betah dan akhirnya keluar dari ruangan dengan alasan sakit perut

Aku duduk dilobby tempat biasa orang duduk santai dan menunggu, lalu teman2 ku yg sama-sama bosan pun ikut keluar dan berkumpul denganku di Lobby
Banyak teman ku yg berkumpul bersamaku di Lobby tapi yg akan ku ceritakan adalah teman ku yg bernama Tri dan Ice

Aku mengobrol dengan Tri dan Ice sambil sesekali menggoda Ice dengan kata2 yg romantis, yah seperti itulah pekerjaan saya sehari2 disekolah, menggoda Ice dan teman2 wanita ku yg lain
singkat cerita

Ice berinisiatif mengajak kami semua keluar untuk berkeliling dijalanan sekitar tempat seminar untuk mencari angin segar diantara pengapnya isi seminar

Saat berjalan2 aku dan Ace selalu mengganggu Ice, mungkin karena Ice pada hari itu terlihat sexy karena Ice ,menggunakan pakaian yg cukup minim
Tanktop -  MiniDress - dan Hak tinggi yg cukup menggoda iman kami berdua

Karena Ice yg semakin risih dengan kami yg mengganggu ia dijalanan ia memutuskan untuk mengajak kami makan disebuah kedai makanan yg terkenal dikota ku

Aku dan Ace mengambil tempat duduk bersebelahan, Ice didepan kami berdua, dan teman2 kami yg lain mengisi tempat duduk lain yg kosong

Pada menit2 awal suasana terlihat kalem, tanpa ada keanehan sedikitpun
namun niat usilku timbul untuk menggoda Ice lagi dengan tindakan yg lebih ekstreme

Aku melepas sepatuku dan hanya tersisa kaos kaki di kaki ku
aku sedikit menunduk untuk melihat keadaan dibawah meja, saat situasi memungkinkan, aku mulai bergerak

Pertama aku mengangkat kaki ku dan mendekatkan kakiku pada paha Ice
Ice yg tidak sadar kaki ku sudah mendekati paha nya tetap asik mengobrol dengan Ace dan yg lain
aku tempelkan perlahan kaki ku pada paha Ice, mungkin Ice mengganggap itu hanya pakaian nya yg menyentuhpaha nya sehingga ia tidak menghirakukan nya

aku lalu mengusap2 jempol kaki ku pada paha nya Ice, Ice tersadar jika itu bukanlah pakaian nya dan refleks Ica mengangkat kakinya ke atas dan lutut nya menghantam meja, karena takut ketahuan aku menurunkan kaki ku dan pura2 bertanya pada Ice, kenapa ia menghentakkan kaki nya pada meja

dengan pura2 kebingungan aku mendengar penjelasan Ice, Ice berkata bahwa ada sesuatu yg halus melewati paha nya

aku dan Ace tertawa sangat keras karna kami merasa geli mendengar penjelasan Ice yg menggunakan kata-kata yg cukup memanjakan telinga yaitu " sesuatu yg halus melewati paha "

Ice tersenyum malu dan kami pun melanjutkan memakan makanan kami

Jelang beberapa menit aku kembali melanjutkan aksi ku, kembali kuelus jempolku pada paha Ice
Ice terlihat kaget tapi tidak memberikan respon yg berlebihan, Ice melihat kebawah dan aksi ku diketahui oleh Ice
Ice melihat kearahku dan aku juga membalas melihat ke arah Ice, Ice tersenyum nakal melihatku dan sepertinya dia akan mengikuti arus permainanku

Aku terus melancarkan aksi ku dan Ice juga semakin berani memberikan paha nya untuk aku elus

Ace bingung melihat tingkah kami berdua dan melihat kearah bawah, Ace lalu membisiki ku sesuatu
"Wah Do, mainin Ice ga ajak2 lu"
aku menjawabb Ace dengan nada menantang "Sirik ? Berani ga lu ?"

Ace yg mendengar langsung melepas sendal nya dan langsung mengarahkan kaki nya pada paha ice yg satunya lagi

Baca kelanjutannya di Berawal dari Ulah iseng, akhirnya ML juga

Wednesday, October 9, 2013

Cerita Sex : Aura Kasih ngentot dengan Supir nya

aura-kasih-bugil.jpg
Aura Kasih adalah nama sang bintang. Sebagai bintang baru di Indonesia dia sudah cukup dikenal lebih dahulu sebelumnya lewat Miss Indonesia 2007. Hari ini Aura baru saja mnyelesaikan syuting untuk video klip terbarunya yg brjudul Mari bercinta.

‘Gimana hasilnya Ton?’ Tanya Aura sambil duduk di sebelahnya.

‘Bagus..bagus banget..’ kata Anton sambil mempertunjukkan klip yg sudah jadi.

‘Ga terlalu vulgar kan ya ?’

‘Ga lah Ra, udah lah ga usah dipikirin mnding sekarang loe bres-bres..siap-siap buat pulang..gua juga mo pulang soalnya..ok ? Ngantuk banget neh..dah pagi buta begini’ sambil brkata demikian, Anton pun mnguap kemudian brlalu sambil mnyuruh kru yg lain membreskan peralatan.



Saat mau brjalan ke ruang ganti, Aura melihat Pak yudi sedang brdiri dekat pintu masuk studio. Aura pun brjalan ke arah Pak yudi, sopir pribadinya. Pak yudi memang sudah brumur, usianya genap 60 tahun, tahun ini. Cucu pun sudah dua. Namun ia memiliki perawakan yg pendek dan kurus. Rambut pun sudah putih semua.

‘Pak, tunggu bentar ya, aku ganti baju dulu’

‘Iya Non, Bapak tungguin kok, tenang aja..’

Aura tersenyum mndengar jawaban tersebut. Pak yudi memang baru mnjadi supir pribadinya. Baru dua bulan terakhir dia bekerja pada gadis brdada montok ini. Selama ini sikapnya selalu ramah dan baik kepada sang majikan. Atau mungkin bisa dibilang pura-pura baik dan ramah. Karena dalamnya laut bisa diukur tetapi dalamnya hati…tidak. Aura pun brjalan ke arah ruang ganti pakaian artis. Semntara Pak yudi tersenyum licik dr belakang. Karena jujur saja sejak hari pertama kerja, Pak yudi sudah sangat brnafsu dengan Aura Kasih. Dia selalu mnunggu nunggu hari dimana dia bisa merasakan tubuh Aura yg masih muda belia. Tidak seperti istrinya di kampung yg sudah tua.

‘Hari ini pokoknya gua harus ngerasain tuh body artis..pasti sedep banget rasanya’ Pak yudi brkata dalam hati sambil terus memandang Aura dr kejauhan.

‘Ra, gua duluan ya… !!!’ teriak salah seorang temannya dr kejauhan.

‘Oh iya Ca, thanks ya..bye’



Tiba-tiba saat mau masuk ruang ganti, sang manajer datang dr jauh dan memanggilnya sambil mnyerahkan HP milik Aura karena ada telepon. Setelah mnyerahkan HP tersebut, sang manajer pun brpamitan karena harus buru-buru pulang. Ya semua memang buru-buru untuk pulang karena jam 1 lewat 15 di pagi hari. Rasa ngantuk yg luar biasa membuat semuanya buru-buru ingin bristirahat di rumah.

‘Halo…’

‘Halo ini Aura Kasih ya?’ terdengar suara perempuan dengan nada Jawa.

‘Iya, ini siapa ya ?’

‘Wah kami ini fans nya mba Aura, sekarang kami ada di dekat studio tempat mba syuting..keluar dulu dong..foto-foto sama minta tanda tangan’

‘Oh gitu ya, tapi ga bisa lama-lama ya..aku mo buru-buru pulang’

‘Iya bentar aja kok mba Aura’

Akhirnya percakapan di telpon pun diakhiri dan Aura pun brjalan ke arah pintu keluar studio. Anton yg sudah membreskan barang pun hendak keluar lewat pintu yg sama.



‘Belum bres-bres juga, Ra ?’

‘Iya nih mo ketemu fans dulu bentar..’

‘Oh ya uda gua balik dulu d ya..bye..’

‘Ok..thanks bgt ya..bye’

Anton pun membuka pintu dan mndapati sekitar 10 orang yg mngaku fans Aura Kasih. Ia pun senyum kepada mereka dan brlalu.

‘Haii’ Aura mnyapa mereka dengan ramah.

‘Aaaaaaaaa… ‘ teriakan mereka brubah histeris saat melihat Aura dan langsung mnyerbu minta tanda tangan. Semuanya adalah perempuan. Mereka begitu antusias melihat Aura Kasih dan langsung brebut tanda tangan.

‘Oke satu-satu ya’ kata Aura sambil tersenyum.

Bebrapa dr mereka langsung siap dengan kamera, jepret sana, jepret sini. Bebrapa sibuk brtanya ini itu ini itu. Aura mnjawab, brfoto, dan membri tanda tangan dengan ramah dan penuh senyum.

Tidak terasa hampir 1 jam jumpa fans dadakan tersebut terjadi.

‘Aku rasa cukup ya..sori banget neh aku capek jadi mau pulang’

‘Yaaaaaa bentar lagi dong mba ya…please….’ Rengek salah satu dr mereka.

‘Iya kan kita jarang banget bisa ketemu langsung sama mba..’ timpal yg lain.

Karena tidak tega maka Aura pun meladeni mereka kembali.

‘Ok, tapi 15 mnit lagi aja ya ?’

‘Horeeeee..makasih ya mba..duh mba Aura ini uda cantik, baik, seksi juga ya..’ yg lain pun mnganggukan kepala tanda setuju.



Setelah waktu yg dijanjikan habis, Aura pun brkata ‘Dah ya..udah pagi buta nih..tapi thanks banget loh dah mau repot-repot kesini..’

‘Ga masalah, yg penting kita bisa ketemu sama mba Aura..’ mereka sambil senyum-senyum brkata demikian.

‘Ya uda mba Aura..makasih ya..’ mereka pun brlalu sambil terus ngobrol satu sama lain sepanjang jalan. Aura pun senyum melihat adegan tersebut dr kejauhan. Tidak brlama lama di luar, Aura pun masuk ke dalam studio untuk bres-bres dan brganti pakaian. Dia lihat di dalam ruangan Pak yudi sudah tidak ada. ‘Tapi di luar mobilnya masih ada..’ begitu pikiran Aura. ‘ya uda lah mungkin lg ke toilet kali’ dia pun masuk ke ruang ganti.

aura-kasih-telanjang-bula.jpg


‘Nih 100 ribu bagi 10 ya’ kata Pak yudi pada perempuan-perempuan itu.

‘Ya masa cuma 100ribu Pak ??!! Kan janjinya 500 !! Gimana seh neh ??!!’ keluh salah satu dr mereka.

‘Eh Tuti, denger ya, gua belom gajian, klo semuanya gua bayar sekarang, ntar bini gua di kampung curiga !!! Ngerti ??!!!’ Pak yudi terdengar marah dengan keluahan para fans palsu tersebut.

‘Ya uda tapi bener ya ntar lunasin ?’

‘Iya, uda tenang aja, sekarang pegi deh loe semua sana.. !!!’ bentak pak yudi.

Akhirnya mereka pun pergi sambil mnggerutu.

‘Susah klo punya temn pada matre semua..’ kata pak yudi dalam hati.

Sambil brkata demikian ia melihat kembali ke dalam studio, tertawa tawa kecil, kemudian brjalan ke mobil.

‘Nah ni dia kunci kebrhasilan gua..’ kata pak yudi seraya mngeluarkan amplop coklat dr dalam tasnya yg dia letakan di dalam mobil. Sambil terkekeh – kekeh dia pun mncium amplop tersebut kemudian jalan masuk ke dalam studio.

Di dalam ruang ganti Aura sedang sibuk membreskan barang bawaannya mulai dr make up, HP, dompet, dan baju-bajunya sendiri. Di dalam studio memang sudah tak ada orang karena Aura dr tadi sibuk mngurus para ‘fans’nya sehingga kru yg lain sudah pulang.

‘Nah nih dia cleansing foam gua..brsihin muka dulu ah’ sambil mngambil cleansing foam, dia pun membawa sikat gigi dan pasta gigi yg sudah dibawanya dr rumah.

Aura pun mnuju ke kamar mandi untuk mecuci mukanya. Setibanya di kamar mandi, ia pun segera membuka air kran untuk mncuci muka.

‘Aduh nih gara-gara tuh fans yg tadi neh gua jadi sendirian begini ‘ keluh Aura.

Dia pun segera mncuci mukanya, mnyikat gigi, dan kemudian buang air kecil. Setelah semuanya bres, ia pun kembali ke tempat ruang ganti. Ia mngganti pakain syutingnya dengan kaos putih ketat dengan hot pants brwarna putih pula persis seperti saat ia datang tadi siang.


‘Halo Non Aura..’

‘Hahh…’ Aura pun sedikit kaget mndengar suara itu. Ternyata suara Pak yudi.

‘Aduh Bapak bikin kaget aja nih.. Sori ya Pak jadi lama nunggunya, tadi ada fans dulu soalnya’

‘Oh gpp kok Non, Bapak sih ga masalah..demi Non , bapak rela kok..hehehe’

Aura pun tersenyum kecil saat mndengar bapak itu brkata demikian.

‘Tadi bapak kemana ? kok aku liat tadi bapak di studio ga ada di mobil ga ada juga ?’

‘Oh bapak beli kopi di warung depan Non..biar ga ngantuk malem ini..’ katanya sambil duduk di sofa yg tersedia di ruang tersebut.

‘Oh..’ jawab Aura sambil membelakangi pak yudi karena harus membreskan kostum studio yg dipinjamnya.

‘Non, besok syuting lagi?’ Tanya pak yudi.

‘Ga pak, besok ga ada jadwal syuting..tapi musti ke SCTV karena ada jadwal manggung disana..tapi malem sih..jadi bapak dateng rada siang juga gapapa.’

‘Siap Non !!! hehehe… ngomong – ngomong saya liat tadi kostum Non seksi banget, terus gerakan – gerakan Non juga kayaknya sensual gitu..’ pak yudi mulai senyum-senyum.

Aura pun merasa risih ditanya demikian. ‘Masa sih pak ? Ya kan emang konsepnya gitu..’ jawab Aura sekenanya karena malas meladeni pertanyaan dr pak yudi yg brnada ‘mnjurus’.

‘Ah tapi dr judulnya aja uda begitu..’Mari brcinta’..hehe.. brarti Non dah tau donk soal brcinta ? hehehe..’



mndengar tua bangka itu mulai brkata kata tidak karuan, Aura pun mnjadi marah ‘Pak ! Sebenarnya apa sih mau Bapak ?!! Saya uda capek abis syuting, sekarang bapak malah nanya – nanya pertanyaan yg ga jelas… uda kayak wartawan aja !!! Lagian apa urusannya itu semua sama bapak ???!!! ‘ bentak Aura.

Pak yudi pun tertawa dan brkata ‘Itu semua emang ga ada urusannya sama saya Non, tapi mungkin klo yg ini ada..’ Ia pun mnyodorka sebuah amplop besar brwarna coklat.

‘Apa ini Pak ?’ tanya Aura keheranan.

‘Uda buka aja..ga usah ditanya..’ kata pak yudi sambil mnyalakan sebatang rokok kretek.

Aura pun membukanya, namun matanya membelalak saat melihat isi amplop tersebut ! Foto – foto tersebut mnunjukkan Aura sedang mandi, buang air kecil, maupun saat ia brganti pakaian di rumahnya sendiri. Tangannya langsung gemetar melihat foto tersebut. Satu persatu dia lihat dan memang itu asli semua. Hatinya tidak bisa brhenti brtanya ‘kok bisa-bisanya orang yg selama ini gua perlakukan baik malah tega kayak gini’.

‘Ya itu sengaja Non saya ambil diam-diam selama ini..sebenarnya sih saya dah dr lama pengen nunjukkin tapi kan klo di rumah banyak saudara Non sama ada orang tua Non juga..hehehe..’



‘Bapak ternyata brengsek banget ya..terus mau bapak sekarang apa??!!’ bentaknya.

‘Mau apa ? Non kok cantik dan seksi tapi bego ya..hahaha.. uda jelas saya mau brcinta dengan Non’ kata pak yudi dengan mata melotot seperti singa lapar yg hendak memangsa zebra.

‘Mari brcinta Non Aura…hahahaha’ pak yudi tertawa terbahak bahak sampai terbatuk batuk. Kemudian dia mnghisap kembali rokok di tangannya.

Kuping Aura pun memerah mndengar tua bangka tersebut brani-braninya brkata demikian. Padahal selama ini dia sudah brsikap baik pada kakek-kakek tersebut. Dia sudah mnggaji besar, membri makan yg enak, brsikap ramah, tapi bisa-bisanya brbuat tega seperti ini.

‘Ya klo Non juga ga mau sih ga masalah, tapi saran bapak besok Non nonton infotainmnt karena pasti britanya seputar Non semua..hahaha..’ kakek itu pun tertawa kembali karena merasa di atas angin.

Merasa terpojok, Aura pun mulai mneteskan air mata.

‘Pak, jangan donk please.. ‘

‘Loh bapak kan cuma nawarin pilihan..semuanya teserah Non..’



Pak yudi pun mulai membuka kemeja, celana beserta celana dalamnya. Aura kaget juga melihat penis pak yudi yg panjang dan besar. Kepalanya yg disunat, brurat, dan ditumbuhi bulu-bulu putih membuat Aura brgidik ngeri. ‘Membaygkannya saja sudah sakit’ begitu pikir Aura. Tidak seperti punya mantan pacarnya yg dulu sudah memerawaninya, brbeda sangat jauh.

‘Klo Non mo keluar silahkan, klo ga ya juga silahkan..tapi jangan nyesel loh Non..hehe..’ sambil brkata demikian ia pun brdiri mnuju tong sampah untuk mematikan rokok yg sudah habis itu.

‘Gimana ? Dipikir dulu aja..tapi jangan lama-lama..’

‘Hmmm…’ Aura pun brpikir sambil mnggigit bibir bawahnya.

‘Pak tapi jangan sampai ML gitu ya pak..please..’ Aura memohon karena takut dengan ukuran senjata pak yudi yg besar.

‘Non pikir kita lagi di pasar apa ? Pake tawar mnawar ? Keputusan ada di tangan saya Non !! Saya mau tusuk memek Non, saya mau anal sama Non itu hak saya !!!’ Pak yudi brkata dengan keras sambil membentak.

‘Anal? Bisa mati gua’ kata Aura dalam hati. Ia pun mnjadi semakin bimbang.

‘Klo Non mau silahkan buka baju Non sendiri..mo minta tolong saya juga boleh..hehehe’



Akhirnya karena takut reputasinya sebagai artis pendatang baru hancur, maka Aura pun membuka kaos yg ia pakai dengan tangan gemetar. Disusul dengan hot pants yg ia pakai. Sehingga sekarang yg melekat di tubuhnya hanyalah bra hitam dan celana dalam yg warnanya sama dengan BH nya.

‘Nah gitu donk dr tadi..ayo sini duduk di pangkuan bapak..’

Aura pun pasrah dan kemudian brjalan sambil mnangis ke arah kakek tersebut. Kemudian ia pun duduk mnyamping di pangkuan Pak yudi.

‘Non harum banget ya..mana toketnya montok banget lagi bapak jadi gemes..’ katanya sambil mngelus kemudian meremas gunung tersebut. Aura pun sedikit memekik karena remasan pak yudi yg kasar.

‘Non tenang aja bapak ga bakal sebar kemana mana fotonya asal Non juga nurut sama bapak dan ga macem-macem, ok ?’

Aura pun mngangguk pelan.

‘Udah Non jangan nangis terus..mnding dinikmati aja biar kita sama – sama senang…hehe’

‘Sama-sama senang? Tua bangka sialan..kalo loe ga jebak juga gua ga bakal mao sama loe’ Aura marah-marah dalam hatinya yg dongkol karena mnyesal telah mnerima orang tua ini sebagai supir pribadi.



Sambil membelai rambut Aura yg panjang, brgelombang dan brwarna sedikit pirang, pak yudi brusaha mnyodorkan bibirnya. Namun Aura mnutup rapat-rapat bibirnya karena enggan mncium kakek yg lebih pantas mnjadi kakeknya tersebut. Ditambah lagi bau rokok yg kental dr mulutnya. Merasa korbannya belum takluk, pak yudi pun mngarahkan tangannya untuk membelai paha Aura yg mulus dan putih. Tapak tangannya yg kasar brgesekkan dengan paha seorang Aura Kasih yg mulus.

‘Wah paha artis emang beda, mulus, putih, hehehe…beda sama istri bapak..yg pahanya uda keriput..hahahaha’

Aura pun merasa semakin kesal karena dirinya dibandingkan dengan wanita tua di kampung. Tidak brlama – lama di paha wanita cantik tersebut, tangannya mulai merambah naik ke arah gunung kembarnya.

‘Wah uda lama ni bapak ngarep bisa megang tetek artis..akhirnya kesampaian juga..’ kata pak yudi sambil tertawa penuh kemnangan. Tangan kirinya pun terus brgerilya meremas remas dada sang Aura yg masih dibungkus BH.

Aura pun mulai mndesah. Karena remasan kasar dr pak yudi malah membuat birahinya naik.

‘Non nangis tapi enak ya Non ? hahaha’ lagi-lagi hinaan datang dr tua bangka yg tidak tau diuntung itu. Aura pun hanya diam saja karena memang benar birahinya mulai naik perlahan – lahan. Pak yudi mncoba mnyodorkan bibirnya kembali dan kali ini diterima dengan lidah yg saling brtautan satu sama lain. Aura sudah tidak memikirkan lagi soal bau, status sosial, umur atau apa pun karena yg dia inginkan sekarang hanya kepuasan. Tangan kiri pak yudi mulai mnarik lepas BH hitam yg masih dikenakan Aura.



‘Non bener-bener montok dan mantep ya..bapak jadi semakin pengen neh..hahaha’ sambil brkata demikian, pak yudi mncubit putingnya yg brwarna coklat kemerahan. Sehingga Aura pun mndesis sakit campur nikmat. Tangan kanannya terus brgerilya di dada kanannya semntara mulutnya mulai mnyusu di dada kirinya.

‘Mmmmhhhh..pak…mmmhhh..’ Aura pun mndesah karena rangsangan yg datang, ditambah lagi sekali kali putingnya tersebut digigit dengan lembut oleh pak yudi. Sehingga tanpa disadr membuat putingnya mngeras dan daerah kewanitaannya pun becek. Tangan pak yudi brpindah dr dada kanan mnuju ke selangkangan, dengan dua jari dia mnusuk nusuk vagina yg brbulu lebat tersebut.

‘Ahh…ahhh…aaaahhhh…’ Aura mulai mngerang dan meracau sejadi jadinya karena perlakuan pak yudi. 
Baca Kelanjutannya di Aura Kasih ngentot dengan Supir nya

Cerita Sex : Ngentot dengan penuh nafsu

Devi dan Sony adalah dua remaja yang sedang dimabuk cinta, keduanya mengagungkan kesetiaan dan ketulusan dalam mengarungi perasaan kasih sayang yang selama ini menghinggapi kedua sejoli itu. Hubungan mereka telah terjalin selama 3 bulan dan dipenuhi dengan kisah-kisah romantis yang indah. Janji untuk saling setia dan mengasihi selamanya sampai ajal menjemputpun diucapkan. "Dev!, Aku punya kaset CD menarik yang bercerita tentang gejolak cinta anak muda Amerika!", Kata Sony kepada Devi saat istirahat di sekolah.


"Wah menarik sekali! Ingin rasanya aku menonton", respon Devi penuh antusias.


"Kalau begitu habis sekolah kita nonton bareng di rumahku, kebetulan rumah sedang kosong, Mama dan Papa sedang ke Medan, kakakku ke Surabaya ngurus skripsinya, pembantu pulang kampung jadi aku sendirian nich!", tawar Sony pada gadis cantik di depannya.


"Cihui!, Kita bisa bebas dong, nggak ada mata sinis atau muka cemberut dari ortumu!", teriak Devi kegirangan.


"Jangan gitu dong!, jelek-jelek mereka orang yang memeliharaku lho".


"Maaf deh!, maaf aku hanya bercanda".


"Teet!".., "Teet!" "Waduh bel masuk sudah berbunyi tuh! Yuk, kita masuk ke kelas! Oh ya, kutunggu kau di depan gerbang sekolah".


"Cup!", Sony mencium kening Devi dengan mesra.


"Saya mencintaimu Dev!".


"Saya juga mnecintaimu Son!".


Keduanyapun segera menghambur menuju kelas masing-masing.

"Ayo Dev masuk, nggak usah sungkan nggak ada orang kok, anggap aja rumah sendiri", ajak remaja tanggung yang memiliki wajah mirip Keanu Reves kepada Devi, gadis bertubuh montok berwajah cantik yang berhasil digaetnya tiga bulan lalu dengan perjuangan yang gigih.


"Aku ambil minum dulu, kamu langsung aja puter filmnya, ini CD-nya".


Tanpa diperintah lagi Devi langsung meraih kaset CD dari tangan Sony dan langsung memasukkannya dalam VCD Player yang ada di ruang keluarga.

"Gimana Dev filmnya, bagus nggak?", tanya Sony saat keluar dari dapur dengan membawa sebotol air putih beserta 2 gelas.


"Belum tahu dong, baru saja mulai".


"Wah!, bintangnya ganteng dan cantik lho Son, seperti kita berdua".


"Bisa saja kamu".

Merekapun tampak asyik masyuk menikmati film di layar gelas 29 inci. Keduannya sangat mesra, mereka duduk dengan perpelukan, sesekali Sony mencium pipi Devi yang merah dan mulus, Devipun tak mau kalah, dia balas mencium. Siang itu agaknya dunia berpihak pada mereka. Suasana rumah yang sepi membuat mereka berdua leluasa menumpahkan kasih sayang selama ini terkekang oleh aturan orang tua. Namun canda dan tawa mereka tiba-tiba terhenti berganti dengan desahan-desahan halus dari speaker sub woofer TV, tubuh kedua remaja itu menegang, wajah mereka memerah seperti kepiting rebus, nafas mereka terdengar memburu. Tatapan mata mereka tertuju pada adegan film yang membuat jantung berdegup kencang.

Devi dan Sony tampak menghayati permainan dua insan berlainan jenis tanpa sehelai benang pun saling berpagutan, mengulum, berciuman, menjilati kemaluan, erangan halus dan desahan nafas bintang remaja amerika itu mematri amat kuat dalam ingatan mereka berdua. Nafsu birahi dua sejoli yang sedang dilanda kasmaran merambat naik membuat keduanya menggigil menahan gejolak yang sangat kuat.


"Dev, aku mencintaimu, aku men.., men.., menyayangimu", kata Sony dengan suara bergetar sembari mencium tangan Devi.


"Aku jug.., juga cinta kamu Son", kata Devi terbata-bata Keduanya saling berpandangan, nafsu birahi mereka mencuat dirangsang oleh tontonan yang aduhai dan memabukkan.

"Devi.., aku ingin kita bersatu jiwa dan raga".


"Maksudmu?".


"Aku ingin kita melakukan seperti difilm itu".


"Maksudmu hubungan seks!" kata Devi terkejut, Sony hanya menganggukkan kepala.


"Tidak Son, Kita belum meni.."


Belum selesai perkataannya, tubuh Devi menggigil hebat saat sangat Sony merayapi buah dadanya yang telah mengeras melalui sela-sela kancing baju.


"Kau cantik Dev, aku ingin mencurahkan kasih sayangku padamu", bisik Sony sambil lidahnya menjilati daun telinga Devi.


"Son!, jang.., an Son jang..".


"Tidak Dev, kau adalah milikku, kita akan bersama selamanya dan tidak akan pernah berpisah".

Devi tak kuasa menolak ajakan bejat dari Sony untuk melakukan hubungan badan, nafsu birahinya telah menguasai akal sehatnya. Sony mulai melakukan serangan kepada Devi, memory gerakan yang ada difilm segera saja dipraktekkan. Sony memagut bibir Devi dan Devipun membalas dengan hangat, keduanya saling mengulum dan berpelukan mesra. Walau masih pelajar SMU tangan sony telah terampil untuk membuat rangsangan dahsyat ke tubuh Devi yang sintal dan mulus itu. Satu persatu kancing baju seragam Devi dilepasnya dan kini tampak kutang berwarna putih menyembuh keluar. Melihat kutang Devi, Sony tak tahan lagi, dia langsung melepas kutang itu dan membenamkan wajahnya di buah dada yang ranum milik Devi. Disedot-sedotnya puting susu Devi yang kenyal.


"Ahh.., uuh.., ahh.., uuh", Devi tampak mengerang keenakan ketika tangan kiri Sony mulai meremas-remas buah dada Devi dan mulutnya menyedot puting susu Devi. Perlakuan itu membuat nafas gadis cantik yang masih perawan itu memburu dan tubuhnya menggelinjang tak karuan.


"Son.., uhh.., ugh.., ahh!", mulut Devi menganga saat mengerang menahan hentakan nafsu dan aliran hawa aneh yang belum pernah dia rasakan selama ini.

Mendengar erangan Devi yang erotis membuat penis Sony mengeras dan menegang. Penis yang selama ini hanya dipuaskan dengan tangan, agaknya akan menemukan lubang fantasi yang sebenarnya telah diinginkannya sejak lama. Nafasnya memburu peluh mulai bercucuran seiring dengan naiknya panas tubuh mereka. Sony mulai menyusuri tubuh Devi yang montok, dia mengendus-endus dan mencium serta menjilati perut Devi, membuat gadis berumur 17 tahun itu kegelian dibuatnya. Rok abu-abu yang masih melekat segera dilepas Sony dengan setengah paksa.

"Dev, kau cantik sayang, tubuhmu indah, hmm, nikmat!", rayuan gombal Sony membuat perasaan Devi melambung menembus awang-awang.


"Son.., lakukanlah!, lakukanlah!".


"Sabar Dev, kita akan bersama-sama menjumpai kenikmatan yang maha dahsyat yang belum pernah kita rasakan.


"Agghh.., ughh.., uuh.., ahh", tubuh Devi menggelinjang, nafasnya memburu dan dari mulutnya keluar erangan kenikmatan saat tangan nakal Sony meremas vagina Devi yang masih tertutup celana dalam berwarna hitam.


Lelaki berumur 19 tahun itu menindih tubuh kekasihnya, ditatapnya wajah cantik dengan bibir merah merekah dengan mesra.

"Buka matamu Dev, rasakan aliran nikmat yang terus menerjang dan mendesak-desak tubuh kita", pinta Sony saat melihat mata Devi terpejam karena tak kuasa menahan kenikmatan yang asing dan baru pertama kali ini dia rasakan.


"Bagaimana sayang, kau bahagia?", tanya lelaki itu sembari tersenyum romantis.


"Kau nakal Son?, Kau membuatku lupa diri".


"Aku ingin membahagiakanmu Dev".


"Uuuh.., aah.., uhh", Devi kembali mengerang saat lehernya digigit lembut oleh Sony.


"Dev, bantu aku membuka bajuku".


Gadis yang telah memuncak birahinya itupun langsung membuka kancing baju pacar yang menindih tubuhnya.


"Jangan gitu dong Son, bajumu nggak bisa kulepas, jangan menciumi aku dulu".


"Oh Sorry, habis kamu cantik sih", keduanya langsung tertawa cekikikan.


"Oke, aku buka sendiri deh", setelah berkata begitu Sony langsung melepas baju dan celana panjang sehingga kini dia hanya memakai celana dalam saja dan tampak kepala penisnya menyembul keluar seakan mau berkata kalau dia sudah siap untuk bertugas.

Tanpa kompromi lagi, dia langsung menghujani ciuman ke leher, bibir dan buah dada Devi dengan penuh nafsu, digelutnya tubuh gadis yang membuatnya mabuk kepayang itu dengan aroma birahi. Keduanya bergulingan di lantai, mereka sudah tidak mempedulikan sekelilingnya, film dari VCD yang masih berlangsung sudah tidak menarik lagi bagi mereka, benda-benda di sekitar ruang keluarga menjadi saksi bisu bagaimana Sony dan Devi memburu kenikmatan yang hanya diperbolehkan bagi mereka yang telah resmi menjadi suami isteri.


"Dev, Hmm".


"Sony.., kau hebat aku bangga padamu".


"Auuhh.., aghh.., uhh"

Baca Lanjutannya di Ngentot dengan penuh nafsu